Jumat, 10 Oktober 2008

Perjalanan Purworejo - Bogor 2008

Istriku yang nampak lelah, jangan kapok ya..?

Dua prajuritku yang kelelahan tidur di kolong antara tempat duduk.
Ini perjuangan nak!

Para penumpang yang berdiri di kelas bisnis KA Sawunggalih Utama, tersirat harapan
kembali lagi di perantauan walau lelah

Mas Ipul tertidur di ruang tunggu Stasiun Jenar, Purworejo

Suasana Stasiun dari Jalur satu di malam hari,
tak banyak penumpang yang menunggu KA

Hari Minggu siang saat kami sedang ngobrol bersama keluarga di Mendiro, Ngombol, terbersit untuk mengontak adik Fitri (putri sulung Paklik Ireng. S Bono) yang tinggal di Surabaya. Kami dapat kabar bahwa keluarga yang di Surabaya akan mudik ke Purworejo.
Akhirnya rencana kembali ke Bogor hari Minggu, 5 Oktober 2008 pada sore kami batalkan. Baru pada Senin sorenya setelah kami bertemu keluarga dari Surabaya, kami berangkat ke Bogor.
Dengan di antar Dik Wawan (suami adik Widhi, sepupu) yang sekalian akan berangkat ke Cirebon untuk membantu tetangganya dari desa Wunut yang mengalami kecelakaan.
Berangkat dari Mendiro ba'da sholat Magh'rib menuju stasiun Jenar. Hanya sekitar duapuluh menit kami sampai.
Di stasiun ini tak banyak calon penumpang yang akan berangkat. Kami lega, dalam hatiku hambatan dalam perjalanan tak terlalu berarti. Ini menguatkan pendapat petugas loket di stasiun Jenar pada hari Sabtu, 4 Oktober 2008 lalu.
"Jum'at malam yang berangkat dari sini paling seratus orang" katanya.
Sesuai jadwal, kereta api kelas ekonomi Bengawan akan tiba di stasiun jenar pukul 20.17, ternyata baru sekitar pukul 23 lewat baru tiba. Penumpang KA ini membludak sampai di lokomotif. Untuk masuk ke pintu gerbong KA saja sudah tak bisa. Berkali-kali petugas memberikan himbauan melalui pengeras suara agar memberikan jalan bagi penumpang yang akan naik, namun mereka tak bergeming karena memang betul-betul sudah sangat padat. Dalam toilet, bordes, pintu, di atas sandaran kursi terlihat banyak penumpang.
Akhirnya kami menunggu KA berikutnya.
Jadwal KA Mantap lebaran pukul 21.14, sami mawon. Telat...
Sekitar pukul 00 baru tiba, kondisinya setali tiga uang dengan KA Bengawan.
Anakku yang kecil sampai berkata " Ayah, orang pada jahat ya, Dedek gak boleh ikut. Dedek gak bisa pulang dong!".
Ku jawab " Tidak sayang, kita tidak bisa masuk karena KA sudah penuh. Sabar ya, nanti kita juga bisa pulang".
Tiga dan empat rangkaian KA ekonomi berikutnya yang berhenti tujuan Jakarta sudah tak mungkin kami naiki.
Akhirnya kami berempat bermalam di Mushola stasiun Jenar atas kebaikan para petugas piket. Terima kasih. Mudah-mudahan kebaikan Anda di catat dan menjadi bekal nanti.
Esok pagi pukul 04.00 kami bangun untuk siap-siap berangkat ke stasiun Kutoarjo dengan KA Pramex pertama pukul 05.30 (kalo tak salah). Sampai Kutoarjo kami kaget ternyata penumpang sudah membludak. Antrian KA Sawunggalih Utama tujuan stasiun Pasar Senen sudah mengular.
Calo-calo menawarkan harga tiket tempat duduk 200 ribu, padahal harga resmi 120 ribu. Wah...., uedan tenan....
Hampir satu jam antri akhirnya tiket non-seat kami dapatkan di loket dengan harga 120 ribu untuk satu orang. Paling tidak tak sepenuh KA Ekonomi, walau konsekwensinya harga tiketnya empat kali lipat. Kami dengan mudah masuk ke gerbong. Kamalia istriku mencari tempat untuk sekedar bisa merebahkan dua prajurit kecil kami, akhirnya dapat. Jam 07 lewat sedikit KA Sawunggalih berangkat. Di Stasiun Kebumen, Gombong, Kroya, Purwokerto, KA Sawunggalih Bisnis sudah seperti KA Ekonomi. Penuh sesak penumpang bercampur pedagang.
Sekitar pukul 15.00 KA Sawunggalih merapat di stasiun Pasar Senen. Alhamdulillah kami sampai selamat.
Perjalanan masih panjang.....,
15 menit kemudian kami sampi STA Cikini.
Dari stasiun Pasar Senen kami naik bajaj ke stasiun Cikini. Kami berharap KRL AC ekonomi segera kami naiki. Ternyata petugas loket menginformasikan bahwa KRL AC ekonomi Jakarta- Bogor baru bisa jam 18.00. Stresss...... lelah. Beruntung si kecil tak rewel.
Mereka menyarankan kami naik KRL ekonomi namun agar dapat duduk ikut naik ke stasiun Jakarta Kota, mumpung rangkaian baru sampai Manggarai. Betul, akhirnya kami ikuti sarannya.
Keliling ke Kota baru balik ke Cikini dan di lanjut ke Bogor.
Pas Magh'rib kami tiba di Sukaresmi, Tanah Sareal, Kota Bogor kembali.
Alhamdulillah......
Perjalanan panjang ini telah kami lalui, kami senang, kami akan kembali lagi, tapi kami berharap tak sesulit ini.

Tidak ada komentar: