Sabtu, 06 September 2008

Ayah

Petani & buruh serabutan dengan ciri fisik : postur sedang, berkumis tipis, berambut agak ikal, berbicara tidak terlalu keras, menyukai humor, senang ikut bermain musik karawitan.

Kaulah sosok yang sangat ku rindukan sampai saat ini.

Kadang saat rindu itu muncul, kucoba untuk mengulang kenangan terindah bersamamu. Foto sehelaipun tak ada untuk mencoba menggambar rinduku padamu.

Inilah ingatan terindah yang kukenang:
  • Menjemputku pulang dari Sekolah Menengah Pertama di Krendetan naik sepeda onthel, aku di bonceng. Engkau tak ingin aku di bonceng oleh taman-temanku. Nanti khawatir merepotkan.
  • Kita jadi buruh 'mretheli kacang' tanah di tetangga kampung sebelah, di temani teh pahit dengan gorengan combro. Berangkat ba'da isya pulang jam 2-3 dini hari
Saat engkau di panggil Yang Kuasa, jelang Pemilu tahun 1987, aku masih ingat. Karena pada saat-saat terakhirmu, aku di sampingmu.
Allah sangat mencintaumu.

Pesan terakhirmu masih kuingat. " Podho sing guyub & sing rukun yo!", itulah pesanmu.
Kadang jika anak-anakmu berkumpul atau sekedar saling melepas rindu lewat telepon, pesanmu kusampaikan lagi.

Sayang kami anak-anakmu & Ibu tidaklah seberapa di banding dengan CintaNya.
Saat-saat terakhir menjelang engkau di panggil OlehNya, engkau sakit.
Tapi tak pernah kau perlihatkan penderitaanmu di hadapan kami.
Engkau tak pernah kudengar mengeluh.

Anakmu sekarang telah besar, cucumu sekarangpun sedang lucu-lucunya.
Mudah-mudahan engkau melihat kami dan tersenyum bangga.

Tidak ada komentar: